Absolute.co.id, (Pohuwato) – Dalam upaya memperkuat deteksi dini dan pencegahan penyebaran Tuberkulosis (TBC) di lingkungan tertutup, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pohuwato bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaksanakan kegiatan skrining aktif TBC (Active Case Finding/ACF) bagi para warga binaan dan dilakukan secara serentak di 532 rutan, LPAS, LAPAS DAN LPKA pada 33 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 2025.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, dimulai pada tanggal 17 Oktober 2025, dan menyasar seluruh penghuni lapas, termasuk petugas dan staf. Skrining dilakukan secara menyeluruh melalui pemeriksaan gejala, tes dahak, serta layanan rontgen dada yang difasilitasi Kemenkes RI.
Kepala Lapas Pohuwato, Fahmi Rezatya Suratman menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Lapas dalam mendukung program nasional eliminasi TBC tahun 2030. “Kami menyadari bahwa lingkungan tertutup seperti lapas sangat rentan terhadap penularan TBC. Oleh karena itu, skrining aktif ini sangat penting untuk mendeteksi kasus secara dini, agar penanganan bisa segera dilakukan dan mencegah penularan lebih luas,” ujar Fahmi.
Perwakilan dari Direktorat P2P Kemenkes RI yang hadir di lokasi menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam memperluas jangkauan skrining aktif di populasi berisiko tinggi, termasuk warga binaan di lapas dan rutan.
Dari hasil awal skrining, ditemukan beberapa warga binaan yang menunjukkan gejala mengarah pada TBC dan langsung dilakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan lanjutan serta penanganan medis sesuai protokol. Pihak Lapas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato akan terus memantau dan memberikan pengobatan bagi warga binaan yang terdiagnosis TBC.
Melalui kerja sama lintas sektor ini, diharapkan deteksi dan pengendalian TBC di lapas dapat berjalan lebih efektif, sehingga lingkungan lapas tetap sehat dan aman bagi seluruh penghuninya.



