Oleh: Muhammad Farid Asjad
Kader HMI Komisariat Teknik Informatika
Absolute.co.id, (Tajuk) – Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia!. Di tempat lain, hari ini mungkin dirayakan dengan penanaman pohon, kampanye hijau, dan komitmen menjaga bumi. Tapi di Pohuwato, Gorontalo, justru kita menyaksikan “perayaan” dengan galian emas ilegal, sungai keruh, sawah rusak, dan anak-anak yang tumbuh di tengah krisis ekologi.
Terima kasih, tentu saja, patut kita ucapkan kepada Pemerintah Daerah Pohuwato yang begitu konsisten dalam diam—dan tampak ahli dalam seni pura-pura tidak tahu. Tambang emas ilegal? Sudah berlangsung bertahun-tahun. Alat berat? Keluar masuk seperti kendaraan dinas. Cagar alam rusak? Ah, itu cuma “kolateral” demi pertumbuhan ekonomi versi elite lokal.
Wabah malaria meningkat? Ya wajar, kan banyak kubangan bekas tambang. Sawah tercemar limbah? Petani harusnya belajar menambang juga, bukan hanya menanam. Satwa punah? Julang Sulawesi mungkin bisa ikut rapat koordinasi Pemda dulu sebelum benar-benar menghilang dari hutan.
Pemerintah daerah tampaknya lebih takut pada para cukong tambang ketimbang pada amarah rakyat atau kehancuran ekosistem. Alih-alih bertindak tegas, mereka lebih suka membentuk “tim koordinasi” yang hanya menghasilkan berita, bukan aksi. Jika ada penghargaan untuk “Pengelolaan Tambang Terliar dan Tak Bertanggung Jawab,” barangkali Pohuwato sudah langganan juara.
Maka, Hari Lingkungan Hidup ini adalah sebuah ironi. Di atas kertas, mungkin Pemda menggelar apel pagi dan menabur bibit pohon di tepi jalan. Tapi di balik layar, hutan digunduli, sungai diracuni, dan rakyat dibiarkan menanggung dampak bencana ekologis tanpa perlindungan.
Jika Hari Lingkungan Hidup ini ingin bermakna, maka sudah saatnya Pemda Pohuwato berhenti bermain sandiwara. Bubarkan aktivitas PETI, tangkap aktor intelektual di balik kerusakan, pulihkan lahan, dan kembalikan fungsi kawasan konservasi. Atau, akui saja: bahwa keuntungan jangka pendek lebih penting daripada kehidupan generasi mendatang.
Hari ini bukan sekadar peringatan. Ini adalah tamparan. Dan tamparan itu, sangat pantas diarahkan kepada mereka yang diberi amanah, tetapi memilih berpaling.